7 research outputs found

    Hambatan Epistemologi (Epistemological Obstacles) Dalam Persamaan Kuadrat Pada Siswa Madrasah Aliyah

    Get PDF
    Mathematics is basic knowledge for the students. That is need by student, to continue their education to higher levels. The purpose of learning mathematics did not just limit to the knowledge in the calculations, but more importantly, when individuals understand the math, their thinking become more rational and critical. The goal of learning mathematics is to equip student with problem solving ability. Quadratic equation is one of the school mathematics curriculum. Development of concepts and strategies in the quadratic equation illustrate can be developed mathematical communication ability, mathematical connections, mathematical reasoning and mathematical problem-solving. In fact many students have difficulty in understanding the concept of quadratic equations. This study examined the epistemological obstacles that were reviewed from three aspects. The first is aspects of the tendency to rely on deceptive intuitive experiences, this aspect of the tendency to generalise and trend aspects is the obstacles caused by natural language. The method used in this study was a case study, and take the subject of research of 36 students answer in Islamic Senior High School (MAN 2) Bandung who sat in class XII IPA. The study found that 90.56% due to their the tendency to rely on deceptive intuitive experiences, 95.56% due to the tendency to generalise, and 96.67% due to the obstacles caused by natural language. Key Word: Learning Obstacles, Epistemological Obstacles, Quadratic Equations, problem-solving abilit

    Persepsi Korupsi pada Layanan Diklat di Balai Diklat Keagamaan Bandung Tahun 2018

    Full text link
    Corruptions in Indonesia are found in the public service sector. Bandung Education Training Center is a Training Center for the Ministry of Religion in the West Java Province which serves the public in the education and training sector. The purpose of this study was to describe the corruption perceptions by participants in training services at Bandung Education and Training Center. The research methodology used is descriptive quantitative analysis, using survey methods by processing data using the index formula. The research population was all training participants who have participated in training in Bandung Education and Training Center, the research sample was 545 respondents spread across 27 cities in West Java Province. The results of the study were that all training participants received the same education and training services, in all types of training that were followed, education technical training, religious technical training, and administrative technical training. The corruption perceptions of training participants in training services at Bandung Education and Training Center were on the corruption perception index of 4.32, meaning that the training services at Bandung Education and Training Center were in very good qualifications which did not indicate corruptio

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DALAM KONSEP OBJEK IPA DAN PENGAMATANNYA MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE NHT DI KELAS VII G SMP N 3 SUBANG

    Get PDF
    Penelitin ini bertujuan (1) Untuk mengetahui aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif teknik NHT pada objek IPA dan Pengamatannya., (2) untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran kooperatif teknik NHT dalam meningkatkan ketuntasan belajar peserta didik. (3) untuk mengetahui aktivitas peserta didik terhadap penggunaan metode pembelajaran kooperatif teknik NHT peda objek IPA dan pengamatannya. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII-G sejumlah 34, terdiri dari 15 peserta didik perempuan dan 19 peserta didik laki-laki. Penelitian bersifat penelitian tindakan (PTK), terdiri dari 3 siklus, masing-masing siklus mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan/observasi dan refleksi. Dari hasil pengamatan dan analisis diperoleh bahwa: Pada akhir pelaksanaan siklus I, hanya 22 orang (64,70 %) peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan. Nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik adalah 80, dan nilai terendah adalah 30, dengan nilai rata-rata sebesar 60,00. Pada akhir pelaksanaan siklus II, sebanyak 26 orang (76,47 %) peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90, dan nilai terendah adalah 50, dengan nilai rata-rata sebesar 72,90. Dan siklus III, ada 30 orang (88,23 %) peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan. Nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik adalah 100, dan nilai terendah adalah 60, dengan nilai rata-rata 79,1. Hasil observasi bahwa aktivitas guru maupun aktivitas peserta didik selama pembelajaran menunjukan interaksi edukatif yang menyenangkan, sehingga pembelajaran berlangsung kondusi

    MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MELALUI TEKNIK SQ4R DAN PETA KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH

    Get PDF
    Kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah matematik matematika. Rendahnya kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa Madrasah Aliyah merupakan permasalahan yang menuntut seorang guru untuk menciptakan dan menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan disain eksperimen, dan memilih disain penelitian berbentuk pretes-postes control group design, yang bertujuan untuk mengetahui (1) kualitas kemampuan pemahaman matematik siswa Madrasah Aliyah melalui pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R dan peta konsep. (2) kualitas kemampuan pemecahan masalah matematik siswa Madrasah Aliyah melalui pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R dan peta konsep, (3) sejauh mana perbedaan kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa Madrasah Aliyah, antara pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R dan peta konsep dengan pembelajaran matematika cara biasa, (4) sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R dan peta konsep, dan (5) tanggapan guru terhadap pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R dan peta konsep. Subyek penelitian ini adalah siswa Madrasah Aliyah, dengan sampel penelitiannya adalah siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bandung yang terdiri dari dua kelas yang diambil secara acak menurut kelompok kelas dari 7 kelas 1 yang ada. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua jenis tes, yaitu tes pilihan ganda yang dimodifikasi dari Second International Mathematics Study (SIMS), dan tes bentuk uraian. Kedua jenis tes sudah memenuhi kriteria reliabilitas, validitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran. Dan untuk memperoleh data yang diperlukan ditempuh prosedur penelitian melalui tiga tahapan utama yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan di kelas dan tahap analisis data. Setelah data terkumpui, data dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Dari hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa (1) kualitas kemampuan pemahaman matematik siswa Madrasah Aliyah meningkat setelah siswa menempuh pembelajaran matematika menggunakan teknik SQ4R dan peta kopsep, (2) kemampuan pemecahan masalah siswa Madrasah Aliyah meningkat setelah siswa menempuh pembelajaran matematika menggunakan teknik SQ4R dan peta konsep, (3) terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah matematik antara siswa yang dalam pembelajaran matematikanya menggunakan teknik SQ4R dan peta konsep dengan siswa yang dalam pembelajaran matematikanya dengan cara biasa; kemampuan siswa yang dalam pembelajaran matematikanya menggunakan teknik SQ4R dan peta konsep lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajaran matematikanya dengan cara biasa, (4) sikap siswa mendukung pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R dan peta konsep. dan (5) guru memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran matematika menggunakan teknik SQ4R dan peta konsep

    Morphometric Characteristics and Reproductive Performance of Pasundan Cattle in the North Prianganese and Southern South Coast Region

    Get PDF
    This study aims to determine the morphometric characteristics and reproductive performance of Pasundan cows which are extensively reared on smallholder farms in the coastal areas of the south (Garut, Cianjur, and Sukabumi) and North Priangan (Bogor, Purwakarta, and Sumedang). This research is descriptive research with a qualitative approach. Production characterization was carried out using a simple method, namely by measuring the body surface including shoulder height, chest circumference,body length, and bodyweight of Pasundan attle. Meanwhile, the reproductive characteristics discuss puberty, service per conception (S / C),conception rate (CR), calving rate,postpartum estrus, postpartum mating,days open (DO), calving interval (CI), calving birth weight, calving rate,and calves weight growth. Data were collected by survey, and the location was determined by purposive sampling in the area of the seed source with the largest population and the random sampling of livestock was determined purposively as many as 30 Pasundan cows from each region.Data were analyzed using quantitative descriptive analysis. The results showed that the morphometric characteristics of Pasundan cattle included mean shoulder height of 123.0 0 ± 3.06a cm VS 121.34 ± 2.82a in males and 110.34 ± 2.78 vs 108.00 ± 2.14a in females. Body length 115.74 ± 3.30 cm VS 115.34 ± 2.97acm in males and 112.67 ± 2.97cm VS 109.67 ± 1.82 cm in females. Chest circumference 145.67 ± 2.97cm VS 142.67 ± 2.67cm bulls and 136.00 ± 2.95cm VS 131.00 ± 2.92cm in females, Bodyweight 268.0 ± 17.00 kg VS 246.00 ± 7.00a for males and 215.0 ± 15.00 kg VS 194.00 ± 54.00kg in females. As for reproductive characteristics,it shows puberty of 20-24 months.,S/ C 1.4 - 1.6, Conception rate 65-70%, calving rate 62.5-65%, Postpartum Estrus 50-60 days, postpartum mating 72-104 days, day -open 94-126 days and a calving interval of 12-14 months. Calves' birth weight was 18.0 - 18.5 kg and daily body weight gain ranged from 0.48 to 0.50 kg. It was concluded that the morphometric characteristics and reproductive performance of Pasundan cattle in the Pesisir Selatan area were better than North Priangan

    MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS, KREATIF, DAN HABITS OF MIND MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH : Eksperimen terhadap Siswa Madrasah Aliyah

    Get PDF
    Penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir logis, kemampuan berpikir kreatif dan Habits of Mind matematis siswa sebagai akibat dari penerapan pembelajaran berbasis masalah. Subyek penelitian adalah siswa kelas X, dari dua Madrasah Aliyah yang termasuk sekolah level tinggi dan level sedang, berjumlah 147 siswa yang berasal dari empat kelas. Dari empat kelas penelitian, dua kelas terpilih sebagai kelas eksperimen dan diberi jenis pembelajaran berbasis masalah, sedangkan dua kelas lain terpilih sebagai kelas kontrol dan diberi jenis pembelajaran matematika biasa. Penelitian ini menggunakan instrumen jenis tes dan skala sikap tentang kebiasaan berpikir. Pengolahan data menggunakan uji statistik Independent Sample-t Test, Paired Sample-t Test, ANAVA satu jalur, ANAVA dua jalur yang dilanjutkan dengan uji-Scheffe, dan uji Chi-Square. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) kemampuan berpikir logis, kemampuan berpikir kreatif dan Habits of Mind matematis siswa, setelah mendapatkan jenis pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang mendapatkan jenis pembelajaran matematika biasa ditinjau dari (a) keseluruhan siswa; (b) level sekolah; dan (c) Kemampuan Awal Matematis (KAM); 2) tidak terdapat interaksi antara: (a) faktor pembelajaran yang digunakan dan faktor level sekolah; (b) faktor pembelajaran yang digunakan dan faktor KAM siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir logis, berpikir kreatif dan Habits of Mind matematis; 3) terdapat asosiasi antara: kemampuan berpikir logis dan berpikir kreatif matematis; kemampuan berpikir logis dan perilaku HOM matematis; kemampuan berpikir kreatif dan perilaku HOM matematis siswa; 4) kegiatan siswa selama PBM lebih mendukung berkembangnya kemampuan berpikir logis, berpikir kreatif, dan perilaku HOM matematis daripada kegiatan siswa dalam PB. Kata Kunci: Kemampuan berpikir logis matematis, kemampuan berpikir kreatif matematis, habits of mind, pembelajaran berbasis masalah The focus of this experimental research is logical thinking ability, mathematical creative thinking ability, and mathematical habits of mind of Islamic Senior High Schools students as the impacts of the implementation of Problem-Based Learning (PBL). The subject of this research is students at grade X from two Islamic Senior High Schools (high –levels school and medium-levels school), consisting of 147 students divided into four classes. From four classes, two classes were selected as exsperimental group and given PBL, while two other group were selected as control group and given the conventional mathematics learning. This research used two kinds of instruments: logical thinking ability and mathematical creative thinking ability tests and habits of mind attitude scales. This research uses Paired Samples t-Test, Independent Samples t-Test, One-Way ANOVA, Two-Way ANOVA and followed by Scheffe-Test, and Chi-Square Test. Conclusions of this research are: 1) logical thinking ability, mathematical creative thinking, and mathematical habits of mind of students who were given PBL are better than students who were given conventional learning, based on: (a) students of all; (b) school levels; and (c) Prior Mathematical Ability (PMA); 2) there are no interaction between: (a) the kinds of mathematics learning and school levels; (b) the kind of mathematics learning and PMA, toward the students enhancement of logical thinking ability, mathematical creative thinking ability, and mathematical habits of mind; 3) there are association between: (a) logical thinking ability and mathematical creative thinking ability; (b) logical thinking ability and mathematical habits of mind; (c) creative thinking ability and mathematical habits of mind; 4) student activity during PBL supported toward the students enhancement of logical thinking ability, mathematical creative thinking, and mathematical habits of mind are better than students activity who were given conventional learning. Keywords: logical thinking ability, mathematical creative thinking, habits of mind, problem-based learnin
    corecore